-->

Perbedaan antara Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran



Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran

Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasaan konsepsional terhadap pembelajaran. Ada sejumlah ahli yang merumuskan pengertian mendasar dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.

W.Gulo (2002), mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara Perceival dan Ellington (1988), mengemukakan ada dua kategori pendekatan pembelajaran. Kategori pendekatan tersebut adalah (1) pendekatan pembelajaran berorientasi guru (teacher oriented) dan (2) pendekatan pembelajaran berorientasi siswa (learner oriented).

Pendekatan inovatif dalam strategi pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa secara mandiri dalam proses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada proses penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry). Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan ini memiliki dampak positif sebagaimana yang dikemukakan oleh Jeromme Brunner dalam Hasibuan dan Mujiono (1993), yang mengemukakan bahwa pencarian atau Inquiry mengandung makna (1) dapat membangkitkan potensi intelektual siswa, (2) peserta didik yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (mendapat nilai baik), dalam pendekatan inquiry dapat memperoleh intrinsic reward. (3) peserta didik dapat mempelajari heuristic (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan, artinya bahwa cara untuk mempelajari tekhnik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri. (4) dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri peserta didik

Selain beberapa hal di atas motivasi lain yang mendorong penggunaan pendekatan inquiry dalam proses pembelajaran adalah karena proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses yang:

a. Berpusat pada peserta didik (Student Centered), artinya peserta didiklah yang

harus memproses pengetahuan dan berperan aktif mencari dan menemukan

sendiri pengetahuannya.

b. Dapat membentuk konsep diri positif, karena peserta didik dilatih untuk

bersifat terbuka, sabar, dan kreatif dalam proses perolehan pengalaman dan

pengetahuan.

c. Dapat meningkatkan derajat pengharapan peserta didik, karena melalui

pengalaman penelitian yang berhasil, ia yakin dan akan terus berpengharapan

bahwa ia dapat memecahkan masalahnya secara mandiri.

d. Dapat mencegah terjadinya verbalisme, mengingat pendekatan ini

menekankan pada penemuan sendiri.

e. Memungkinkan peserta didik sebagai subjek belajar, yaitu dapat

mensimulasikan dan mengakomodasikan informal mental seperti tindak

belajar yang sebenarnya.

Berkenaan dengan strategi pembelajaran terdapat berbagai pendapat sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technologist), diantaranya:

Kozma dalam Gafur (1989), menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Strategi pembelajaran adalah cara yang sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pemelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran ekspositori dan diskoveri merupakan contohnya.

Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun perlu diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Artinya dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.

Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru haruslah mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan. Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan. Terdiri dari metode, teknik dan prosedur yang mampu menjamin peserta didik benar-benar akan dapat mencapai tujuan diakhir kegiatan pembelajaran.

Walter Dick dalam Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen strategi pembelajaran, yaitu:

1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan, kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Teknik-teknik yang dilakukan: (a) Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan akan dapat dicapai oleh peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran, (b) Lakukan appersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang akan dipelajari.

2.Penyampaian Informasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah: (a) Urutan penyampaian, materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks. Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin disampaikan gurunya. (b) Ruang lingkup materi yang disampaikan, bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori ini menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. (c) Materi yang disampaikan, merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu) dan sikap (berisi pendapat ide, saran atau tanggapan).

3.Partisipasi Peserta Didik, berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupak pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dalam SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978, h 108). Terdapat beberapa hal penting, yaitu: (a) Latihan dan praktek dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu, (b) umpan balik, setelah peserta didik menunjukan perilaku tertentu sebagi hasil belajarnya, maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut.

4. Tes, serangkaian tes yang dilakukan untuk mengetahui (a) apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, (b) apakah pengetahuan, sikap dan kleterampilan benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.

5. Kegiatan Lanjutan atau follow up dari suatu hasil atau kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik. Dalam kenyataannya, peserta didik hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai dan peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.

Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan yang lain maka jenis kegiatan belajar yang harus dipraktekkan oleh peserta didik membutuhkan persyaratan yang berbeda pula. Sebagai kesimpulan adalah bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

Sementara yang dimaksud dengan teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan atau alat atau media yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai (Gerlach dan Ely, 1980)

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kedudukan metode sebagai alat motivasi sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi pelaksanaan sesungguhnya, metode dan teknik memiliki perbedaan. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif.

pariwara